eviop.blogg.se

Pentingnya buku tamu
Pentingnya buku tamu









pentingnya buku tamu pentingnya buku tamu

Kata Ara, “Siapa tahu beberapa tahun lagi saya ingin mengingat kembali pengalaman sehari-hari di masa SMP. Kegemaran membaca ini ternyata membangkitkan kegemaran menulis, terutama lewat buku harian dan pengalaman. Mereka berdua senang membaca novel, buku cerita dengan bab yang banyak, serta buku dengan ratusan halaman.

pentingnya buku tamu

Kebiasaan tersebut berkembang hingga masa remaja mereka, yang saat ini berada di bangku SMP. Ternyata dari lingkungan rumah di masa kecilnya, mereka sudah mulai “senang membaca” bersama orang tua lewat buku bergambar yang berwarna-warni. Ibu Cahaya meyakini bahwa melalui “kelompok siswa/i suka membaca”, maka suara dari teman sebaya–anak kepada anak, remaja kepada remaja–mempunyai pengaruh yang besar.īergabung dengan Ibu Cahaya dan teman-teman: Hidupkan Gerakan Literasi!īintang Tamu: Sriara Nurningsih Hermoza (Ara), kelas 8, dan Almiera Khayrazeeva (Eeva), kelas 7, dari SMPN 3 Pakem, Sleman, Yogyakarta.ĭua remaja dengan suara dan wajah yang sangat cerah bercerita bagaimana dan kenapa “suka membaca”. Waktu tenang, ketersediaan buku, kebiasaan membaca di rumah, memberikan hadiah berupa buku, menyediakan buku-buku bacaan di rumah, ini semua akan mendukung budaya literasi di rumah dan di masyakarat. Tak sebatas itu, Ibu Cahaya juga menggarisbawahi pentingnya peran orang tua dalam meningkatkan kemampuan literasi. Dan tentu kalau anak kita–dan masyarakat kita–suka membaca, mereka akan memperoleh ilmu, pengetahuan, dan inspirasi yang bisa membawa dampak pada hidupnya.

pentingnya buku tamu

Untuk tujuan tersebut, Ia memulai dengan beberapa langkah, diantaranya memperbaiki fasilitas sekolah dengan “me-remaja-kan” perpustakaan dan koleksinya bukunya, menyiapkan “ruang membaca”, mengadakan “pojok membaca” di dalam kelas, menghias dinding sekolah dengan ucapan yang menceritakan manfaat baca “Baca membuka jendela dunia”, mengadakan waktu tenang sehari-hari (15 menit awal sekolah) untuk membaca, dan merencanakan bersama guru dan siswa/i untuk mengadakan acara literasi di sekolah.ĭengan upaya seperti ini, Ibu Cahaya berharap kegiatan menulis-membaca akan menjadi kebiasaan sehari-hari dalam pembelajaran budaya di sekolah. Sejak tahun lalu, beliau menjadi Kepala Sekolah di SMPN 3, Sleman (mulai 14 September 2021) dan bercita-cita mengangkat program literasi dengan mengembangkan perpustakaan dan membuat inisiatif “siswa/i suka membaca”. Kiprahnya tersebut semakin dipercayakan setelah memimpin sebuah SMPN favorit di wilayah Pakem, Sleman, Yogyakarta. Sejak duduk di bangku kuliah hingga menjadi pengajar di Sekolah Negeri, beliau dikenal sebagai “penggerak literasi”. Panggilan sehari-hari beliau adalah Ibu Cahaya. Pd, Kepala Sekolah SMPN 3 Pakem, Sleman, Yogyakarta.











Pentingnya buku tamu